Powered By Blogger

Kamis, 14 Februari 2013

Kritik Arsitektur dengan METODE TERUKUR pada Museum IPTEK TMII


Kesuksesan bangunan dipandang dari segi standardisasi ukurannya secara teknis :
1. Stabilitas Struktur
• Daya tahan terhadap beban struktur
• Daya tahan terhadap benturan
• Daya dukung terhadap beban yang melekat terhadap bahan
• Ketepatan instalasi elemen-elemen yang di luar sistem
2. Ketahanan Permukaan Secara Fisik
• Ketahanan permukaan
• Daya tahan terhadap gores dan coretan
• Daya serap dan penyempurnaan air
3. Kepuasan Penampilan dan Pemeliharaan
• Kebersihan dan ketahanan terhadap noda
• Timbunan debu
•Bangunan tidak saja bertujuan untuk menghasilkan lingkungan yang dapat berfungsi dengan baik tetapi juga lebih kepada dampak bangunan terhadap individu dan Kognisi mental yang diterima oleh setiap orang terhadap kualitas bentuk fisik bangunan. Behaviour Follow Form
•Lozar (1974), Measurement Techniques Towards a Measurement Technology in Carson, Daniel,(ed) “Man- Environment Interaction-5” Environmental Design Research Association, menganjurkan sistem klasifikasi ragam elemen perilaku dalam tiga kategori yang relevan untuk dapat memandang kritik sebagai respon yang dituju :
Persepsi Visual Lingkungan Fisik
•Menunjuk pada persepsi visual aspek-aspek bentuk bangunan. Bahwa bentuk-bentuk visual tertentu akan berimplikasi pada kategori-kategori penggunaan tertentu.
Sikap umum terhadap aspek lingkungan fisik
•Hal ini mengarah pada persetujuan atau penolakan rasa seseorang terhadap berbagai ragam objek atau situasi.
•Hal ini dapat dipandang sebagai dasar untuk mengevaluasi variasi penerimaan atau penolakan lingkungan lain terhadap keberadaan bangunan yang baru.
Perilaku yang secara jelas dapat diobservasi secara langsung dari perilaku manusia.
•Dalam skala luas definisi ini berdampak pada terbentuknya pola-pola tertentu (pattern) seperti : Pola pergerakan, jalur-jalur sirkulasi, kelompok-kelompok sosial dsb.
•Dalam skala kecil menunjuk pada faktor-faktor manusia terhadap keberadaan furniture, mesin atau penutup permukaan.
•Teknik pengukuran dalam evaluasi perilaku melalui survey instrumen-instrumen tentang sikap, mekanisme simulasi, teknik interview, observasi instrumen, observasi langsung, observasi rangsangan sensor.


Contoh kritik arsitektur menggunakan metode terukur :

MUSEUM PP-IPTEK TAMAN MINI INDONESIA INDAH


 PP-IPTEK berlokasi di wilayah timur kompleks TMII, tepatnya disebelah selatan Taman Burung/ disebelah barat Monumen KTT Gerakan Non Blok TMII. Keberadaan peragaan IPTEK ini mudah ditemukan oleh pengunjung TMII karena bentuk bangunannya yang khas dan memberi kesan berbeda dengan bangunan sekitarnya.




                Bangunan ini memiliki luas keseluruhan bangunan 24.000 m2 dengan menempati luasan lahan sebesar 42.300 m2. Bangunan ini juga memiliki ketinggian 22 meter dan memiliki 3 lantai yang masing-masing lantai memiliki tinggi sekitar 4 meter.


Arsitektur  bangunan yang ada di museum ini menggunakan konsep desain futuristik, yaitu suatu gaya yang selalu mengutamakan tema yang menggambarkan kehidupan masa depan yang lebih dinamis dan serta selalu mampu mengikuti perkembangan jaman yang terus bergerak. Dapat dilihat dari menara tertinggi yang berada di tengah bangunan yang terlihat seperti bergerak.

Desain futuristik pada Museum PP IPTEK ini menggunakan 3 kombinasi warna dominan yaitu merah, hitam serta putih. Warna merah diaplikasikan pada dinding di depan yang menutup teras. Dinding ini bentuknya memanjang dari kiri hingga kanan bangunan. Namun pada kedua ujungnya dibuat miring ke bawah. Di bagian bawah dari dinding ini masih ada dinding lain yang merupakan dinding dari pondasi bangunan. Hitam dipakai untuk memberi warna pada bagian ini.



Di tengah dua dinding ini ada semacam hiasan berupa tugu atau menara kecil yang punya bentuk sangat unik. Tiang tugu ini bagian bawahnya diberi tongkat-tongkat kecil yang dibuat menjadi susunan seperti spiral yang naik ke atas. Warna yang digunakan pada hiasan ini yaitu putih yang menjadikan tampilannya bisa terlihat lebih jelas dan detail.

Sementara itu di sebelah kiri dan kanan dinding ada tangga berundak yang ditutup lantai dari batu untuk akses naik dan masuk dalam ruang. Kedua tangga ini punya konsep desain dan bentuk serta ukuran yang sama. Dari tangga inilah pengunjung sebelum masuk ke dalam ruang museum harus berada di ruang teras lebih dulu. 



Atap dari lantai pertama bentuknya tidak miring, namun datar. Pada bagian pinggir yang berada di depan ditutup dengan element dinding lain yang bentuknya miring. Merah diaplikasikan lagi untuk memberi warna. Sedangkan dinding yang berada di bawah atau dalam ruang teras, diberi warna putih kekuningan. 

Bagian yang ada di puncak atau atas, punya tampilan yang paling menarik dan menjadi point of view sekaligus point of interest atau daya tarik utama bangunan meski punya ukuran yang tidak begitu besar. Bangunan ini berada tepat di bagian tengah lantai atap pertama. Bentuknya seperti tabung bundar tapi pada bagian tengahnya membentuk cekungan ke dalam. 



  
Dindingnya ditutup dengan semacam jeruji atau teralis dari logam besi yang bentuknya seperti tongkat yang disusun secara saling menyilang. Konsep susunan ini menghasilkan bidang-bidang seperti jajaran genjang yang kecil. Warna yang digunakan adalah putih dan menghasilkan nuansa yang lebih terang. 


Bagian atasnya terdapat ornament berupa hiasan profil atap yang berbentuk lingkaran. Di atasnya lagi atau puncak bangunan ada hiasan lain yang juga menggunakan warna putih. Bentuknya yaitu api yang sedang menyala. Jadi secara keseluruhan, bentuk bangunan di lantai atas ini menyerupai batang lilin yang sedang mengeluarkan sinarnya.



  
Secara umum, bangunan museum ini juga punya makna filsafat yang dalam, yang ditampilkan pada bangunan lantai atas dengan bentuk seperti lilin sedang menyala tersebut. Analoginya tentu mudah sekali ditebak, yaitu keberadaan museum ini bisa menjadi penerang ilmu bagi masyarakat yang ingin mengetahui seluk beluk tentang penerapan teknologi dan perkembangannya dari masa lalu hingga masa yang akan datang. Jadi sangat sesuai dengan konsep desain bangunan yang futuristik.

Struktur
Bangunan dengan bentang lebar seperti museum iptek memerlukan struktur yang cukup kuat untuk menggung beban struktur serta beban benda mati dan benda hidup di dalamnya. 





Penggunaan kolom kolom lebar yang menggelilingi bangunan dengan  besarnya kira kira 1,5  m membuat terlihat kokoh namun tetap mempertahankan estetika, seperti kita ketahui bentuk kolom Y yang merupakan bentuk kolom terbaik, karena Dalam ilmu struktur, bentuk struktur rangka segitiga merupakan bentuk struktur yang mempunyai kekuaran statis lebih besar dibandingkan struktur persegi empat. Misalnya penggunaan pada jalan layang atau jembatan




1 komentar:

  1. perasaan itu yang backgroundnya biru denah atau sirkulasi gugenheim museum bukan museum iptek

    BalasHapus